Kasihhati: Kami Apresiasi Pelaksanaan Ketahanan Pangan Nasional yang Dilakukan Lapas Sukamiskin
![]() |
Lapas Sukamiskin Tingkatkan Ketahanan Pangan Nasional/foto: FPII |
Program Ketahanan Pangan Berbasis Teknologi di Lapas Sukamiskin
Lapas Kelas I Sukamiskin mengimplementasikan program ketahanan pangan yang melibatkan budidaya berbagai komoditas pertanian, seperti kangkung dengan sistem hidroponik dan melon menggunakan teknologi smart farming di greenhouse. Teknologi smart farming ini memungkinkan pengawasan otomatis terhadap suhu, kelembaban, dan nutrisi untuk memastikan pertumbuhan tanaman optimal. Inisiatif ini dijelaskan langsung oleh Kepala Lapas (Kalapas) Kelas I Sukamiskin, Fajar Nur Cahyono, yang menjabat sejak 23 Januari 2025.
"Hasil panen program ketahanan pangan warga binaan Pemasyarakatan (WBP) tidak hanya memenuhi kebutuhan makanan di dalam lapas, tetapi juga berpotensi disalurkan ke masyarakat dan memberikan manfaat ekonomi, seperti penerimaan negara bukan pajak," kata Kalapas Kelas I Sukamiskin Fajar Nur Cahyono.
Pemanfaatan lahan kosong di lingkungan lapas untuk pertanian hidroponik dan smart farming berhasil mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar. Selain itu, panen kangkung dan melon tersebut merupakan kontribusi nyata terhadap program ketahanan pangan nasional, terutama dengan potensi penyaluran hasil panen ke masyarakat, serta menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari penjualan.
Pembinaan Kemandirian dan Kepribadian bagi Warga Binaan
Program di Lapas Sukamiskin tidak hanya berorientasi pada hasil pertanian, tetapi juga pada pembinaan menyeluruh bagi WBP. Pembinaan kepribadian diarahkan untuk membentuk mental dan karakter yang bertanggung jawab, sementara pembinaan kemandirian bertujuan memberikan bakat dan keterampilan agar WBP dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang mandiri. Program ini berupaya mengubah stigma masyarakat terhadap mantan WBP. Selain pertanian, Lapas Sukamiskin juga memiliki "Bengkel Kerja" yang mencakup kegiatan percetakan buku register, budidaya jamur tiram, dan layanan pangkas rambut (barbershop).
Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka KPLP) Lapas Kelas I Sukamiskin, Prayogo Mubarak, menjelaskan bahwa Bengkel Kerja telah ada sejak 1924 sebagai "Unit Percetakan", bahkan Soekarno pernah mengoperasikan salah satu mesin cetak pada tahun 1927. Nomenklatur "Unit Percetakan" kemudian diubah menjadi "Bengkel Kerja" berdasarkan SK Direktur Jenderal Pemasyarakatan No. J.H.I. 1091.
"Adapun yang dimaksud dengan bengkel kerja adalah sarana pendidikan dan latihan keterampilan bagi warga binaan agar memiliki keterampilan dan sekaligus sebagai bekal hidup sehingga diharapkan dapat mandiri dan berguna bagi keluarga, masyarakat dan Negara," jelas Prayogo Mubarak.
Bengkel Kerja berfungsi sebagai sarana produktif yang berorientasi pada Treatment Oriented dan Profit Oriented, memilih WBP secara selektif, dan mengintegrasikan pembinaan dengan kebutuhan pasar.
Apresiasi dan Kolaborasi dalam Peningkatan Kualitas Pemasyarakatan
Program ketahanan pangan di Lapas Kelas I Sukamiskin mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Dra. Kasihhati, Ketua Presidium Forum Pers Independent Indonesia (FPII), didampingi Pengawas Dewan Pers Independen (DPI) Adv. Lilik Adi Gunawan, S.H., melakukan kunjungan pada Rabu, 13 Agustus 2025, dan secara langsung mengapresiasi pelaksanaan program tersebut. Program ini dinilai memberikan manfaat ganda, baik bagi individu yang dibina maupun bagi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat luas, serta berkontribusi pada perekonomian negara.
Program ini juga mendapat dukungan dari Ombudsman Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Barat. Adv. Lilik Adi Gunawan, S.H., yang juga menjabat sebagai Dewan Pakar Forum Pers Independent (FPII), menekankan pentingnya kolaborasi dengan media pers untuk menyosialisasikan program pembinaan kepribadian dan kemandirian di Lapas Sukamiskin, terutama dalam menyukseskan Program Ketahanan Pangan Nasional. Forum Pers Independent Indonesia (FPII) menyatakan komitmennya untuk membuka diri dan siap berkolaborasi serta membangun sinergi dengan Lapas Kelas I Sukamiskin.**