Notification

×

Iklan

Iklan


Jokowi Kehilangan Dukungan PDIP: Analisis Alasan di Baliknya

Kamis, 30 November 2023 | November 30, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-30T01:58:34Z

 

instagram @fxhadirudyatmo

EKSEMPLAR.COM - Mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengungkap alasan mengapa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak lagi didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). 


Menurut Rudyatmo, terdapat beberapa faktor yang berkontribusi pada keretakan hubungan antara Jokowi dan PDIP, termasuk:


Keinginan Jokowi untuk Memperpanjang Masa Jabatannya Menjadi Tiga Periode: Rudyatmo mengklaim bahwa Jokowi pernah meminta dukungan PDIP untuk mengubah konstitusi Indonesia guna memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tiga periode. 


Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.


Pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden Pendamping Prabowo Subianto: Rudyatmo menyoroti keputusan Jokowi untuk mendukung pencalonan putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden mendatang. 


Langkah ini dianggap sebagai bentuk nepotisme dan dinilai tidak menghormati mekanisme demokrasi internal PDIP.


Ketidakhormatan Jokowi terhadap Konstitusi Indonesia, PDIP, dan Rakyat Indonesia: Rudyatmo berpendapat bahwa Jokowi telah menunjukkan sikap tidak hormat terhadap konstitusi Indonesia dengan berupaya memperpanjang masa jabatannya, serta terhadap PDIP dengan mengabaikan mekanisme demokrasi internal partai. 


Selain itu, Rudyatmo menilai bahwa Jokowi telah mengabaikan aspirasi rakyat Indonesia dengan mendukung pencalonan putranya sebagai calon wakil presiden.


Pernyataan Rudyatmo tersebut menimbulkan spekulasi mengenai masa depan hubungan antara Jokowi dan PDIP. PDIP merupakan partai politik terbesar di Indonesia dan telah memberikan dukungan yang signifikan bagi Jokowi dalam dua pemilihan presiden sebelumnya. 


Kehilangan dukungan PDIP dapat menjadi pukulan telak bagi Jokowi, terutama dalam menghadapi pemilihan presiden mendatang.


Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa pernyataan Rudyatmo tersebut merupakan pandangan pribadi dan belum tentu mencerminkan sikap resmi PDIP. 


PDIP belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai alasan di balik keretakan hubungannya dengan Jokowi.


Situasi ini mencerminkan dinamika politik yang kompleks di Indonesia menjelang pemilihan presiden mendatang. 


Keputusan Jokowi untuk mendukung pencalonan putranya sebagai calon wakil presiden telah menimbulkan kontroversi dan dapat memengaruhi dukungannya di tengah masyarakat. 


PDIP, sebagai partai politik terbesar, memainkan peran penting dalam menentukan peta persaingan politik di Indonesia.


Perkembangan situasi ini akan terus dipantau dengan seksama untuk memahami implikasinya terhadap peta politik Indonesia menjelang pemilihan presiden mendatang.***